TEMPO.CO, Jakarta - Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp2,6 triliun sepanjang 2020 lalu, turun 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,99 triliun.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, perseroan berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan kecukupan modal.
Baca Juga:
"Neraca kami memiliki kapasitas untuk terus melayani kebutuhan nasabah kami. Dengan penekanan yang kuat pada manajemen resiko, kami akan terus melayani dengan tetap pruden di masa-masa penuh tantangan ini," ujar Batara melalui keterangan di Jakarta, Senin 3 Mei 2021.
Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) Citibank Indonesia dilaporkan sebesar masing-masing sebesar 15 persen and 4 persen. Sementara itu, kondisi likuiditas Citi Indonesia tercermin oleh Lending to Deposit Ratio (LDR) sebesar 65,8 persen didukung oleh simpanan yang tumbuh sebesar 8 persen.
Batara mengatakan, dengan menerapkan asas kehati-hatian dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19, Citi Indonesia berhasil memperbaiki rasio gross kredit macet (NPL) menjadi 1,6 persen dari 2,4 persen di tahun sebelumnya.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Citi Indonesia per 31 Desember 2020 adalah 28,3 persen, meningkat dari 26,7 persen untuk periode yang sama tahun sebelumnya.